Ribuan syukur terus terucap dari lisan para hadirin dalam Hall (Centre for Occasional and Islamic Studies) CIOS Ahad (13/3) sore itu. Bagaimana tidak, Sidang Terbuka Doktoral kali ini sungguh luar biasa. Adalah Isom Mudin, S.Th.I, M.Ud. sebagai promovendus yang menyajika risalah doktoralnya yang berjudul “رؤية البيئة العميقة عند بديع الزمان سعيد النرسي علة الأزمة وقيم البيئة أنموذجا (دراسة بينية تحليلية)” (Visi Deep Ecology dalam Pandangan Badiuzzaman Sa’id Nursi; Kajian atas Krisis dan Nilai-Nilai Lingkungan).
Dengan bahasa Arab yang fasih, beliau memaparkan ringkasan disertasinya yang berpijak pada karya magnum opus ulama turki Badiuzzaman Said Nursi Rasael-i Nur tentang ekologi Islam sebagai kritik teori Deep Ecology Barat yang sekuler dan kering akan nilai-nilai kemanusiaan. Beliau mengakui bahwa mendalami kitab tersebut tidaklah mudah; pembacaan berulang-ulang mutlak menjadi syarat kunci pemahaman. Selalu ada hal baru yang ditemukan meski kitab itu dibaca berulangkali.

Sidang Terbuka kali ini juga menjadi benchmark tolak ukur dengan menghadirkan 2 dosen penguji dari mancanegara, ditambah dengan 5 penguji dari dalam negeri. Dengan tangkas Dr. Isom Mudin mampu menjawab tuntas serangan pertanyaan kritis skeptis yang diluncurkan oleh semua penguji. Tak ayal, Ketua Sidang yang diperankan oleh Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, MA. mengganjarnya dengan derajat Mumtaz Syaraful Ula Bit-Thab’iy; summa cumlaude dengan rekomendasi cetak. Sebuah penghargaan tertinggi dalam sejarah Program Doktoral Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Darussalam Gontor sejak awal berdirinya di tahun 2014.

“Isom Mudin tercatat sebagai Direktur Said Nursi Corner. Dia juga sangat rajin dan aktif dalam berpartisipasi di seminar-seminar terkait Said Nursi baik dalam maupun luar negeri sebagai narasumber maupun audiens”, komentar Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, MA di saat menyampaikan sambutan selaku promotor. Sebuah pelukan hangat dihadiahkan oleh beliau kepada Dr. Isom Mudin menjelang sesi perfotoan. Nampak senyum lebar haru bahagia terpancar dari Bapak Rektor Universitas Darussalam Gontor lengkap disertai tiga Bapak Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo didampingi para profesor penguji.
Adapun diskusi Tim Majlis Munaqasyah kali ini diikuti dengan daring dan luring (hybrid), yang terdiri dari:
- Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi (UNIDA Gontor, Indonesia)
- Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil. (UNIDA Gontor, Indonesia)
- Prof. Dr. Muhammad Roem Rowi (UNIDA Gontor, Indonesia)
- Prof. Dr. Abdul Kadir Riyadi (UIN Sunan Ampel, Indonesia)
- Prof. Dr. Ashraf Abdurrafi’ (IIU Islamabad, Pakistan)
- Dr. Hasan Abdul ‘Alim Abdul Jawad Yusuf (Suez Canal University, Egypt)
- Dr. Sujiat Zubaidi Shaleh, M.A. (UNIDA Gontor, Indonesia)

Al-Ghazali Tak Luput Jadi Perhatian
Sementara di Sidang Terbuka Kedua di malam harinya, Dr. Kholili Hasib menghidangkan Disertasinya yang berjudul “المعرفة الحدسية عند الإمام الغزالي ودورها في تكوين العلوم الكونية” (Pengetahuan Intuisi menurut Imam Al-Ghazali dan Perannya dalam Menyusun Ilmu Pengetahuan). Tidak kalah menarik, Tim Penguji juga mencakup 2 profesor mancanegara, Dr. Ziyad Rawashdeh dari Istanbul Turki dan Prof. Dr. Abdul Radi Muhammad Abdul Mohsen dari Universitas Al-Azhar Mesir.
Tampak bangku penonton semarak oleh pasukan bersarung dan berpeci putih yang datang jauh dari Bangil Pasuruan. Rombongan Institut Agama Islam (IAI) Daarul-Lughah wa Da’wah (DALWA) dipimpin Dr. Zainal Abidin, M.Pd turut menghadiri Sidang Terbuka Dr. Kholili Hasib yang merupakan bagian dari Keluarga Besar Program Pascasarjana DALWA.

Tim Majlis Munaqasyah Sidang Terbuka Kedua ini adalah:
- Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi (UNIDA Gontor, Indonesia)
- Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil. (UNIDA Gontor, Indonesia)
- Prof. Dr. Muhammad Roem Rowi (UNIDA Gontor, Indonesia)
- Prof. Dr. Suparman Syukur (UIN Walisongo, Indonesia)
- Prof. Dr. Ziad Alrawashdeh (Universitas Istanbul, Turki)
- Prof. Dr. Abdul Radi Muhammad Abdul Mohsen (Al-Azhar, Mesir)
- Dr. M. Kholid Muslih, M.A. (UNIDA Gontor, Indonesia)
Pengujian berlangsung cukup singkat mengingat waktu yang terbatas. Meski demikian, penguji dari Turki maupun Mesir mengapresiasi risalah doktoral Dr. Kholili Hasib yang sangat menarik. Kerja kerasnya menyusun risalah dan mempertahankannya pun diganjar dengan nilai Mumtaz, disampaikan oleh Ketua Sidang.
Diharapkan para mahasiswa doktoral yang masih aktif semakin terpacu untuk lebih berprestasi dan terus belajar dengan melihat pencapaian Sidang Terbuka kali ini yang berhasil menentukan standar yang cukup tinggi dan luar biasa. Kerjasama MoU yang sudah banyak dijalin akan berusaha menghadirkan penguji-penguji mancanegara dari berbagai negara di belahan dunia lainnya. Sehingga Universitas Darussalam Gontor mampu terus mendekati cita-cita Trimurti: Menjadi Universitas Islam yang bermutu dan berarti.